Sunday, April 4, 2010

Matsushita


Protect the Executors Goodness

Acts Sang Maestro Matsushita

In the year 1929, never happened 'global economic depression'. Wall Street dived sharply uncontrollably. The letter did not share more values such as plain paper.

At that time, General Motors was forced to lay off half of 92,829 employees. Large and small companies go bankrupt.

Millions of people became unemployed. Millions of people are starving. Purchasing power fell with the price and jobs.

The night became very dark. The panic happens everywhere. Shops that still persist, stop buying from the factory because the warehouse is full of unsold goods.

At that time, Konosuke Matsushita that produces electrical equipment National and Panasonic brand has just completed a factory and office building with a loan from Sumitomo Bank.

Body condition often sickly due to a lack of nutrition in childhood, coupled with working 18 hours a day, 7 days a week for 12 years pioneering efforts. Only the spirit that made him live is still breathing.

With her back leaning against the walls of the house, Matsushita listen to reports on economic conditions continue to deteriorate when the management came to see. Then how did he respond?

"Subtract half of the production, but NOT to lay off employees. We're going to reduce production rather than by laying off workers, but by asking them to work in the factory only half a day.

We will continue to pay wages as they receive now, but we will remove all holidays. We will ask all workers to work as possible and try to sell all the items in the warehouse. "

This command to his men as weird as the economic depression itself. Koq can happen, yeah?

In such situations, it makes sense if the company laid off employees for the sake of efficiency. Matsushita But because his belief in the virtues of well-established, for child survival and wife employees, finally able to produce a humane breakthrough during this economic depression.

Matsushita virtue of their employees get the sweet 16 years later from employees who had help. He reaped the fruit itself virtue.

When World War II ended, General Douglas McArthur who control Japan, arresting all the Japanese businessmen to stand trial for their involvement during the war.

During the period of the 1930s, Japanese businessmen, including Matsushita, Japan's military regime is under pressure that moment to produce weapons and other military logistics. So even joined Matsushita arrested.

With her family about 15,000 workers to sign petitions for Matsushita defense! General McArthur was surprised by the petition and ultimately liberating Matsushita.

No business owners and industry leaders before the second world war, allowed MacArthur returned to his job unless Matsushita.

So Matsushita can continue to lead the company to become the world's electronics giants, and the newly retired in 1989 at the age of 94 years.

When Matsushita died in 1990, not just the businessmen who grieve. American President at that time, George Bush (Senior), no sorry.

Matsushita successfully established itself past the threshold generally businessmen who are always hungry and thirsty filthy lucre money and become a person who humanist and philosopher who really care about humanity.

For Matsushita, money is not the goal. Although the need of money but money is not everything. For him, money is the means to do good.

That is why, he never bites people, cheating, or taking another person rations. Matsushita believes that if we do not continue to do good and evil then evil will be away from us and the good will protect us.


Kisah Sang Maestro Matsushita

Di tahun 1929, pernah terjadi 'depresi ekonomi global'. Wall Street menukik tajam tak terkendali. Surat saham tak lebih nilainya seperti kertas biasa.

Saat itu, General Motor terpaksa mem-PHK separo dari 92.829 karyawannya. Perusahaan besar maupun kecil bangkrut.

Jutaan orang menjadi pengangguran. Jutaan orang kelaparan. Daya beli turun bersama harga dan lowongan pekerjaan.

Malam menjadi gelap gulita. Kepanikan terjadi di mana-mana. Toko yang masih bertahan, menghentikan pembelian dari pabrik karena gudang sudah penuh dengan barang yang tidak terjual.

Saat itu, Konosuke Matsushita yang memproduksi peralatan listrik bermerek National dan Panasonic baru saja merampungkan pabrik dan kantor dengan pinjaman dari Bank Sumitomo.

Kondisi badannya sering sakit-sakitan akibat gizi yang kurang di masa kanak-kanak, ditambah lagi dengan kerja 18 jam sehari, 7 hari seminggu selama 12 tahun merintis usahanya. Hanya semangat hiduplah yang membuatnya masih bernapas.

Dengan punggung bersandar ke tembok rumah, Matsushita mendengarkan laporan tentang kondisi perekonomian yang terus memburuk ketika manajemennya datang menjenguk. Lalu bagaimana tanggapannya ?

"Kurangi produksi separonya, tetapi JANGAN mem-PHK karyawan. Kita akan mengurangi produksi bukan dengan merumahkan pekerja, tetapi dengan meminta mereka untuk bekerja di pabrik hanya setengah hari.

Kita akan terus membayar upah seperti yang mereka terima sekarang, tetapi kita akan menghapus semua hari libur. Kita akan meminta semua pekerja untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha menjual semua barang yang ada di gudang."

Perintah ini bagi anak buahnya sama anehnya dengan depresi ekonomi itu sendiri. Koq bisa terjadi, yah ?

Dalam situasi begitu, sangatlah masuk akal jika perusahaan mem-PHK karyawan demi efisiensi. Namun Matsushita karena keyakinannya pada sang kebajikan sudah mantap, demi kelangsungan hidup anak-istri karyawannya, akhirnya mampu menghasilkan terobosan yang manusiawi pada masa depresi ekonomi tersebut.

Kebajikan Matsushita terhadap karyawannya mendapatkan hasil yang manis 16 tahun kemudian dari karyawan yang pernah ditolongnya. Ia menuai buah kebajikannya sendiri.

Ketika Perang Dunia II berakhir, Jenderal Douglas McArthur yang mengendalikan Jepang, menangkapi semua pengusaha Jepang untuk diadili karena keterlibatan mereka selama perang.

Pada kurun 1930-an, para pengusaha Jepang, termasuk Matsushita, mendapat tekanan rezim militer Jepang saat itu untuk memproduksi senjata dan logistik militer lainnya. Maka Matsushita pun ikut ditangkap.

Sekitar 15.000 pekerja bersama keluarganya membubuhkan tanda tangan petisi pembelaan untuk Matsushita !!! Jenderal McArthur pun tercengang oleh petisi tersebut dan akhirnya membebaskan Matsushita.

Tidak ada pemilik usaha dan pimpinan industri sebelum perang dunia kedua yang diizinkan McArthur kembali ke pekerjaannya kecuali Matsushita.

Demikianlah Matsushita dapat terus memimpin perusahaannya sampai menjadi raksasa elektronik dunia, dan baru pensiun pada tahun 1989 pada usia 94 tahun.

Ketika Matsushita meninggal tahun 1990, bukan cuma para pebisnis yang berduka cita. Presiden Amerika saat itu, George Bush (Senior), pun turut berduka.

Matsushita berhasil membangun dirinya melewati ambang batas pengusaha yang umumnya selalu lapar duit dan haus fulus serta menjadi pribadi yang humanis dan filsuf yang sangat peduli terhadap kemanusiaan.

Bagi Matsushita, uang bukanlah tujuan. Meskipun butuh uang tetapi uang bukanlah segala-galanya. Baginya, uang adalah sarana untuk melakukan kebajikan.

Itu sebabnya, beliau tidak pernah menggigit orang, main curang, atau merebut jatah orang lain. Matsushita yakin bahwa kalau kita tidak jahat dan terus berbuat baik maka kejahatan akan menjauhi kita dan kebaikan akan melindungi kita.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...