Wednesday, April 7, 2010

Joy of Man's most


Wisconsin, there the happiest people in the world in the middle of a tangled heap of life issues? Apparently investigators found the rarest of human brain containing gamma waves, ie waves that allegedly as a determinant of a person's happiness.

Gamma waves are rarely found in humans. But the brain of a French monk who lived on the mainland is full of the Himalayas known gamma waves. That made him the happiest man dubbed the world.

Monk named Matthieu Ricard. According to Ricard, the key to happiness lies in mental strength. As a follower of Buddhist teachings and theories, he believed that happiness will be obtained if the focus on the power of self. Meditation techniques and altruistic attitude is the key.

Ricard said there were seven aspects that affect happiness in someone's life, including family, employment, health and mental attitude. All aspects are incorporated and trapped in the mind. For that, whatever happens in life, everything must be returned on your mind calm.

"If someone can calm the mind, any problems that exist in life will feel fine," said Ricard, as quoted from Timesonline, Tuesday (9/2/2010). In order to produce a focused and calm the mind, Ricard deliberately not to get married, have no children or a career.

The theory of focusing and calming the mind that is applied Ricard was recognized by experts of the brain. Based on the results of brain scans performed at the University of Wisconsin researchers to Ricard, it is known that the gray part of his brain produced gamma wave.

Gamma wave is a wave that determines the level of consciousness, memory, learning and others. In history and literature, neuroscience, gamma waves never encountered before in the human brain. These gamma waves that affect the level of peace and happiness of a person.

Researchers not only examine the brain Ricard, but also other factors such as muscle movement advances, the ability to maintain peace and so forth. All these factors combined will result in optimal brain health.

Although Ricard suspected as the happiest man in the world, he never took much less force others to come in and embrace his religion. Nerve and brain experts also suggested that only those who follow the techniques applied Ricard if you want to live peacefully and happily.

Some techniques recommended among others that Ricard meditation, altruistic and train the subconscious mind.

Not far different with Ricard, an author of 'Happiness: Lessons from a New Science', Lord Layard said that the formula is happy socializing, making connections, moving actively, keep learning and make it a habit to give something to someone else.

According to Layard is an economist who is also the UK, the government should design programs appropriate lifestyle development to enhance the sense of happiness.

"Most of the government allocated funds to reduce kemisikinan or disease. Should the government also needs to allocate more funds for mental health services, parental support and education are positive," says Layard.


Manusia paling Bahagia
Wisconsin, Adakah orang yang paling bahagia di dunia di tengah tumpukan masalah hidup yang melilit? Ternyata peneliti menemukan otak manusia paling langka yang berisi gelombang gamma, yakni gelombang yang diduga sebagai penentu kebahagiaan seseorang.

Gelombang gamma sangat jarang ditemukan pada manusia. Tapi otak seorang biksu berkebangsaan Perancis yang tinggal di daratan Himalaya diketahui penuh dengan gelombang gamma. Hal itu membuatnya dijuluki manusia paling bahagia di dunia.

Biksu tersebut bernama Matthieu Ricard. Menurut Ricard, kunci kebahagiaan terletak pada kekuatan mental. Sebagai penganut ajaran dan teori agama Budha, ia percaya bahwa kebahagiaan akan diperoleh jika fokus pada kekuatan diri sendiri. Teknik meditasi dan sikap mementingkan kepentingan orang lain adalah kuncinya.

Ricard menyebutkan ada tujuh aspek yang mempengaruhi kebahagiaan dalam hidup seseorang, diantaranya keluarga, pekerjaan, kesehatan dan sikap mental. Semua aspek itu tergabung dan terperangkap dalam pikiran. Untuk itu, apapun yang terjadi dalam hidup, semuanya harus dikembalikan pada pikiran yang tenang.

"Jika seseorang bisa menenangkan pikiran, masalah apapun yang ada dalam hidup akan terasa baik-baik saja," kata Ricard seperti dikutip dari Timesonline, Selasa (9/2/2010). Demi menghasilkan pikiran yang fokus dan tenang, Ricard sengaja untuk tidak menikah, tidak mempunyai anak atau berkarir.

Teori memfokuskan dan menenangkan pikiran yang diterapkan Ricard ternyata diakui oleh para pakar otak. Berdasarkan hasil scan otak yang dilakukan peneliti dari University of Wisconsin terhadap Ricard, diketahui bahwa bagian abu-abu pada otaknya menghasilkan gelombang gamma.

Gelombang gamma adalah gelombang yang menentukan tingkat kesadaran, ingatan, pembelajaran dan lainnya. Dalam sejarah dan literatur neuroscience, gelombang gamma belum pernah ditemukan sebelumnya pada otak manusia. Gelombang gamma inilah yang mempengaruhi tingkat ketenangan dan kebahagiaan seseorang.

Peneliti tidak hanya memeriksa otak Ricard, tapi juga faktor lainnya seperti gerakan otot muka, kemampuan mempertahankan ketenangan dan sebagainya. Semua faktor itu jika digabungkan akan menghasilkan kesehatan otak yang optimal.

Meski Ricard diduga sebagai manusia paling bahagia di dunia, ia tidak pernah mengajak apalagi memaksa orang lain untuk masuk dan menganut agamanya. Pakar saraf dan otak pun hanya menyarankan agar orang-orang mengikuti teknik yang diterapkan Ricard jika ingin hidup tentram dan bahagia.

Beberapa teknik yang dianjurkan Ricard diantaranya yaitu meditasi, mendahulukan kepentingan orang lain dan melatih pikiran bawah sadar.

Tak jauh berbeda dengan Ricard, seorang pengarang buku 'Happiness: Lessons from a New Science', Lord Layard pun mengatakan bahwa rumus bahagia adalah bersosialisasi, membuat koneksi, bergerak secara aktif, terus belajar dan biasakan memberi sesuatu untuk orang lain.

Menurut Layard yang juga merupakan pakar ekonomi Inggris, pemerintah perlu merancang program pembangunan pola hidup yang tepat untuk meningkatkan rasa bahagia.

"Kebanyakan dana dialokasikan pemerintah untuk mengurangi kemisikinan atau penyakit. Seharusnya pemerintah juga perlu mengalokasikan dana lebih untuk pelayanan kesehatan mental, dukungan orangtua dan edukasi yang positif," kata Layard. (fah/ir)

Sumber :

http://health.detik.com/read/2010/02/09/160046/1296057/766/otak-manusia-siapa-yang-paling-bahagia-di-dunia

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...