Kejadian ini adalah pengalaman hidupku dan berlangsung dan terjadi dalam kehidupan ku di tahun 1989.
Waktu itu umurku masih 19 tahun tinggal bersama orang tua ku di suatu daerah di Jawa barat.
Setelah lulus SMA aku tidak dapat melanjutkan sekolah karena alasan ekonomi meskipun aku punya ambisi untuk melanjutkan sekolah.
Untuk mengisi hari hari luang, aku mengikuti kursus di sebuah tempat kursus di jakarta dan rajin mengikuti kebaktian di sebuah cetya di daerah saya.
Berhubung tempat tinggal saya agak jauh dari jalan utama maka sayamemilih tinggal bersama nenek yang kebetulan letak rumahnya di pinggir jalan utama.
Nenek tinggal berdua saja dengan anak sulungnya yang menderita kelumpuhan sejak umur 8 tahun akibat penyakit folio menahun yang diderita nya, sungguh menyedihkan memang keadaannya.
Tetapi disini saya banyak mendapat pelajaran bagaimana kasih sayang tulus seorang ibu yang mengurusi anaknya selama 49 tahun dengan tanpa berkeluh kesah. sungguh suatu pelajaran yang sangat berharga bagi saya....
Sampai suatu ketika pada suatu malam penyakit yang diderita kakak dari mama saya itu menjadi parah dan sangat parah sampai tidak sadarkan diri, tapi waktu itu saya pun bingung tidak sadar atau sedang tidur pulas.
saya pun menepuk nepuk pipinya untuk menyadarkannya namun sia sia. akhir kami pun membiarkan nya beristirahat. Sampai tengah malam saya dibangunkan oleh nenek saya dan dia berkata bahwa kakak mama saya sudah tiada..
Sebagai seprang Buddhis kami pun mempersiapkan dan melaksanakan upacara pelepasan jenazah seperti biasanya.
Tetapi ada satu masalah yang sangat mengganjal bagi saya, saya merasa bersalah telah mengganggu ketenangannya pada saat menepuk nepuk pipinya untuk membangunkannya.
Perasaaan itu terus menghantui perasaan saya, akhirnya saya pun berkonsultasi dengan seorang Romo.
Sang Romo (pandita) memberikan suatu arahan jika kamu ingin membantu almarhum dialam sana lebih baik kamu melakukan pelimpahan jasa yaitu setiap selesai kebaktian kamu melimpahkan jasa yang telah dilakukan kepada almarhum dengan cara menyebut namanya pada saat pembacaan parita Etavatta.
Nah kegiatan ini terus saya lakukan setiap selesai kebaktian.
Tidak terasa sudah tiga bulan saya selalu melakuakn pelimpahan jasa ini...hingga pada suatu malam jumat jam 1.30 . ketika sedang tertidur saya terbangun dan terkejut ketika melihat pada bangku yang ada di kamar saya ternyata ada seorang gadis cantik sedang duduk memakai gaun putih polos dengan rambut panjang terurai dengan gigi putih dan senyum manisnya sedang menatap saya dengan penuh kebahagiaan.
Karena takjub maka saya mengedipkan mata untuk memastikan benar apa yang saya lihat tetapi wanita tersebut menghilang dari pandangan mata, tetapi anehnya saya tidak merasakan dingin dan takut pada malam itu yang saya rasakan kehangatan dalam diri saya.
Besok pagi nya saya ceritaan kepada mama saya beliau hanya tersenyum saja lalu mengambil setumpuk foto foto keluarga..disitu saya menemukan sebuah foto seorang gadis yang sama persis dengan yang saya lihat semalam.
Ternyata dia adalah kakak mama saya yang beberapa bulan lau meninggal.
Dia datang untuk menyampaikanterima kasih berupa pesan bahwa hidupnya sudah bahagia dialam sana.
Salam Cinta kasih
No comments:
Post a Comment