MEDITASI Pengejaran Kebahagiaan
CBC News Online | April 23, 2004
Reporter: Eve Savory
Producer: Marijka Hurko
From The National
Erin Gammel adalah atlet yang pasti masuk tim renang Olimpiade Kanada. Pemegang rekor Kanada, juara gaya punggung - jika tidak terjadi sesuatu di luar dugaan, ia akan diberangkatkan ke Athena.
Tetapi empat tahun yang lalu, ia juga merupakan orang yang dipertaruhkan secara pasti untuk Olimpiade Sydney.
"Setiap orang terus memberitahu saya bahwa anda pasti bisa ikut," ia berkata. "Kita mempunyai strategi dan segalanya sempurna. Maka saya pikir inilah saatnya, saya akan menuju ke Olimpiade."
Ia bertanding di pertandingan percobaan Olimpiade di Montreal. Ia menabrak tali pemisah, kehilangan konsentrasi dan kehilangan posisinya di tim tersebut.
"Hal itu sangat mengecewakan. Saya depresi. Saya sungguh-sungguh sedih. Saya menangis dan saya tidak dapat mengendalikan diri sendiri," kata Gammel.
Erin Gammel menangis selama dua tahun. Pertolongan yang tidak pernah ia duga sama sekali sedang datang, pertolongan dari Dharamsala di India bagian utara, 5.000 kilometer jauhnya dan dari kebudayaan yang telah ada beribu-ribu tahun.
Dharamsala adalah rumah pengasingan bagi ribuan warga Tibet yang mengikuti Dalai Lama setelah China menduduki Tibet.
Umat Buddhis Tibet telah berpraktek dan memperbaiki eksplorasi mereka selama 25 abad. Selama beberapa generasi mereka menyelidiki ruang batin mereka dengan komitmen yang sama seperti ilmu pengetahuan barat mengeksplorasi dunia luar dan ruang angkasa.
Tetapi saat ini, mereka menemukan kesepakatan dalam suatu kerjasama yang luar biasa.
Pada Maret 2000, suatu grup para ahli ilmiah dan sarjana yang terpilih melakukan perjalanan ke Dharamsala. Mereka datang untuk berbagi pemahaman dan solusi - atas kesulitan dan penderitaan manusia.
Richard Davidson berada di antara mereka, seorang neuroscientist (ahli ilmiah syaraf) dari University of Wisconsin. Ia menemukan tidak ada pertentangan apapun antara agama Buddha dengan ilmu pengetahuan.
"Sikap yang ditunjukkan oleh para umat Buddha dalam menyelidiki pikiran mereka hampir seperti berhubungan dengan ilmu ilmiah," katanya. "Pikiran mereka adalah lahan untuk percobaan mereka sendiri, jika mereka menginginkannya."
Para pengunjung dari Barat telah diundang sendiri oleh Dalai Lama ke tempat tinggal pribadinya.
Selama lima hari para bhikkhu dan ahli ilmiah menganalisa apa yang mereka sebut "emosi-emosi negatif" - kesedihan, kecenderungan menjadi keirian kegelisahan/kecemasan, kemarahan - serta potensi mereka untuk menghancurkan.
Salah satu peserta, Daniel Goleman, penulis buku Destructive Emotions, berkata, "Saat kami akan meninggalkan Amerika menuju ke sini, berita utama di sana adalah seorang anak berumur enam tahun telah berkelahi dengan teman kelasnya dan pada hari berikutnya ia kembali dengan sebuah pistol dan menembak dan membunuh temannya. Hal ini sangat menyedihkan."
Mengapa para ahli ilmu pengetahuan mencari jawaban pada Buddhisme Tibet?
Karena praktek-praktek meditatifnya yang kuat kelihatannya telah memberikan para bhikkhu suatu daya lenting yang luar biasa, suatu kemampuan untuk pulih dari hal-hal yang tidak menyenangkan yang terjadi dalam kehidupan, dan memelihara kepuasan batiniah.
Laboratorium Richard Davidson adalah salah satu laboratorium yang termaju di dunia untuk melihat bagian dalam otak manusia yang masih hidup. Baru saja ia mendapatkan sokongan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebesar 15 juta dolar Kanada antara lain untuk mempelajari apa yang terjadi di dalam otak orang yang sedang bermeditasi.
"Meditasi adalah suatu bentuk praktek yang telah ada sekitar lebih dari 2.500 tahun, yang tujuan utamanya adalah untuk memelihara kualitas-kualitas manusia yang positif, untuk meningkatkan kemajuan dan daya lenting/pulih. Maka kami pikir bahwa meditasi patut dipelajari dengan alat-alat ilmu pengetahuan ilmiah moderen," kata Davidson.
Setahun lebih kemudian pada Mei 2001, Dalai Lama membalas kunjungan ke laboratorium Davidson di Madison, Wis.
Subyek-subjek berharganya - dan teman-teman sekerjanya - adalah para lama, bhikkhu pengikut Dalai Lama.
"Kami percaya para bhikkhu adalah semacam atlet-atlet olimpiade dari latihan mental," kata Davidson. "Mereka adalah individu-individu yang telah berpraktek selama bertahun-tahun. Untuk merekrut individu-individu yang telah melakukan pelatihan pikiran lebih dari 10.000 jam bukanlah sebuah tugas yang mudah dan tidak banyak terdapat individu demikian di planet ini."
Dalai Lama pernah mengatakan jika ia tidak menjadi seorang bhikkhu, ia akan menjadi seorang insinyur teknisi.
Ia membawa kecenderungannya itu - keingintahuan dan disiplin intelektual - pada diskusi tentang EEGs dan fungsional MRI.
Tetapi hal ini sesungguhnya bukan tentang mesin-mesin.
Serta bukan mengenai Nibbana.
Hal ini tentang kehidupan sehari-hari; tentang kesulitan orang-orang biasa - serta suatu dunia yang lebih bijaksana.
"Biaya manusia dan ekonomi sangat dramatis untuk pengobatan penyakit kelainan jiwa di negara-negara industri dunia barat," kata Davidson. "Sampai pada batas bahwa pemeliharaan kebahagiaan guna menurunkan penderitaan tersebut secara mendasar sangat penting."
Bhikkhu dan ahli ilmiah sedang bersama-sama menyelidiki - Seni Kebahagiaan (The Art of Happiness).
"Daripada berpikir mengenai kualitas-kualitas seperti kebahagiaan sebagai suatu sifat," kata Davidson, "Kita seharusnya memikirkan mereka sebagai suatu keahlian, tidak jauh seperti keahlian bersepeda atau ski. Keahlian-keahlian yang dapat dilatih. Saya pikir bahwa dengan jelas kebahagiaan bukan suatu kemewahan bagi budaya kita tetapi suatu kebutuhan."
Tetapi kita percaya kita dapat membeli kebahagiaan hanya jika kita mempunyai uang. Itu adalah apa yang diberitahu oleh industri periklanan. Dan kita pikir hal itu adalah benar.
Teori-teori manusia tentang apa yang akan membuat mereka bahagia seringkali salah. Maka banyak hal di jaman sekarang menunjukkan misalnya bahwa memenangkan lotre akan secara cepat meningkatkan kebahagiaan anda tetapi kebahagiaan itu tidak akan bertahan.
Terdapat beberapa bukti bahwa watak kita kurang lebih dibentuk dari lahir. Maka orang tertentu berwatak murung, yang lainnya berwatak periang - hal yang seperti demikian.
Walaupun pada saat hal-hal menyenangkan atau tidak menyenangkan terjadi, kebanyakan dari kita akhirnya akan kembali ke arah ciri emosional tersebut.
Tetapi Davidson percaya bahwa arah karakter tersebut dapat diubah.
"Pekerjaan kami secara mendasar berfokus pada mekanisme-mekanisme otak apa yang menyebabkan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan emosi ini dan bagaimana mekanisme-mekanisme otak ini dapat berubah karena hasil dari latihan tertentu," kata Davidson.
Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan 20 tahun yang lalu. "Kenyataannya 20 tahun yang lalu kita telah mempunyai angan-angan tentang metode-metode yang anda pergunakan untuk menginterogasi otak dengan cara ini, tetapi kita tidak mempunyai alat untuk mengerjakan hal ini."
Sekarang kita telah mempunyai alat sehingga kita dapat melihat bahwa pada saat emosi-emosi kita surut dan mengalir, begitu juga yang terjadi dengan kimia otak dan aliran darah. Ketakutan, depresi, cinta kasih, mereka semua bekerja pada bagian-bagian yang berbeda dari otak kita.
Kebahagiaan dan semangat tinggi, serta kegembiraan - mereka muncul saat aktivitas pada bagian kiri otak dekat korteks depan meningkat. Kegelisahan, kesedihan - ada pada otak bagian kanan.
Davidson telah menemukan pola ini terjadi pada bayi-bayi berumur 10 bulan, pada para balita, anak-anak belasan tahun dan orang-orang dewasa.
Davidson menguji lebih dari 150 orang biasa guna melihat bagian-bagian mana dari otak mereka yang paling aktif.
Beberapa lebih aktif di bagian kiri. Beberapa lebih aktif di bagian kanan.
Beberapa aktif di bagian otak kanan yang agak jauh. Mereka mungkin yang disebut tertekan. Yang lainnya kecenderungan otaknya cukup jauh ke kiri, orang semacam ini merasa "hidup adalah menyenangkan."
Jadi terjadi pada suatu area tertentu. Selanjutnya Davidson menguji seorang bhikkhu.
Bhikkhu tersebut otaknya begitu jauh ke kiri, ia tidak pada garis. Ia merupakam seorang bhikkhu yang berbahagia.
"Dan hal ini adalah bukti yang agak dramatis bahwa ada sesuatu yang sungguh-sungguh berbeda pada otaknya dibandingkan dengan otak-otak 150 orang lainnya. Ini adalah bukti yang menggiurkan bahwa praktek-praktek meditasi ini sungguh dapat meningkatkan perubahan-perubahan yang berguna bagi otak."
Di sini para atlet olimpiade meditasi bertemu dengan para pemuka pembaca radar.
Khachab Rinpoche, seorang bhikkhu dari Asia, datang ke Madison untuk bermeditasi di tempat yang mungkin paling aneh dalam hidupnya: tempat penelitian MRI fungsional.
Dia mengijinkan para ahli ilmiah melihat apa yang terjadi pada otaknya saat ia mengalihkan perhatian antara jenis-jenis meditasi yang berbeda.
Mereka ingin mengetahui bagaimana otaknya berbeda dengan orang-orang biasa, dan apakah perubahan tersebut berhubungan dengan kepuasan batiniah yang dilaporkan para bhikkhu.
Maka mereka menguji bagaimana para subyek bereaksi pada suara-suara yang tidak menyenangkan dan bayangan-bayangan yang tiba-tiba melintas pada kacamata-kacamata besar yang mereka pakai dalam MRI.
Biasanya saat kita terancam, salah satu bagian otak menjadi aktif secara luar biasa, tetapi yang terjadi pada para bhikkhu, "Tanggapan terhadap ransangan-rangsangan kuat pada indra pendengar akan menimbulkan emosi-emosi kuat, dan reaksi dari daerah ini khususnya berkurang pada saat meditasi," kata Davidson.
Ini adalah hasil yang sangat awal, tetapi implikasi yang mengejutkan kita semua barangkali adalah para lama dapat bertindak melampaui kejadian-kejadian yang menegangkan - dengan kata lain, salah satu kunci menuju kebahagiaan mereka.
Ini dapat memberitahu kita sesuatu tentang potensi kita. "Otak kita dapat beradaptasi, otak kita tidak tetap. Ikatan dalam otak kita tidak ditetapkan. Siapa kita hari ini tidak selalu akan menjadikan kita manusia akhir yang ditentukan," kata Davidson.
Buddhisme Tibet dikatakan sebagai salah satu yang memerlukan usaha-usaha mental yang paling keras di planet ini. Memerlukan 10.000 jam meditasi dan waktu bertahun-tahun dalam pengasingan diri untuk menjadi mahir. Hanya sedikit dari kita yang dapat membayangkan komitmen demikian.
Tetapi itu tidak berarti keuntungan-keuntungan meditasi tidak dapat kita jangkau.
Zindal Segal adalah seorang ahli psikologi di Centre for Addiction and Mental Health (Pusat untuk kecanduan dan kesehatan mental) di Toronto. Ia memakai meditasi untuk menangani ketidakteraturan suasana hati.
Pengobatan tersebut berdasarkan ajaran-ajaran Buddhist dan dinamakan kewaspadaan.
Michael Herman, rekan senior di perusahaan hukum Goodman and Goodman, beliau melakukan meditasi di kantornya.
"Sangat sedikit dari kita dapat duduk selama 10.000 jam, tetapi hal yang menarik adalah kita tidak perlu melaksanakan (duduk selama 10.000 jam) untuk dapat melatih kewaspadaan. Kapasitas-kapasitas tersebut tersedia pada kita semua," kata Segal. "Kita membicarakan tentang perhatian, kita membicarakan tentang mengembalikan pikiran kita ke saat ini. Kita semua mempunyai kemampuan ini. Kita tidak harus meraihnya, kita hanya harus mencari suatu cara menyingkirkan keketidakteraturan guna melihat bahwa kemampuan tersebut memang sudah ada di sana."
Meditasi saat ini telah keluar dari tempat persembunyiannya. Diberitakan bahwa meditasi mengurangi stres, menurunkan tekanan darah, membantu meletakkan hari buruk di kantor dalam perspektif.
Meditasi dijadikan sesuatu yang penting oleh masyarakat utama, dari para pejabat perusahaan sampai ke tingkat-tingkat buruh.
Saat ini jika kita menemukan rumah-rumah sakit seperti St. Joseph di Toronto menawarkan program-program meditasi adalah merupakan hal yang biasa. Sebanyak 360 orang mengambil kursus selama delapan minggu setiap tahun.
Kebanyakan program telah mengambil sistem yang paling mudah dari ajaran Buddhis dan mengadaptasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang sibuk.
"Meditasi adalah suatu keahlian yang dapat dipelajari, dan seperti keahlian apapun, meditasi perlu dilatih. Maka kita memakai pernafasan sebagai langkah awal kita mulai berlatih, tetapi pada akhirnya kita ingin dapat memakai kesadaran akan pernafasan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari," kata Segal.
"Saat kita mempunyai kemampuan untuk melakukannya, maka selanjutnya kita dapat memakai pernafasan saat kita berbaris di bank, atau jika kita sedang bertengkar dengan pasangan, sebagai cara memusatkan kita pada diri sendiri ketika tengah berada pada situasi yang menganggu."
Sesuatu yang menganggu seperti bayangan pikiran yang tidak dapat dihindari oleh Erin Gammel: di hari saat ia gagal memasuki tim olimpiade.
"Saya hanya ingat bahwa tangan saya menyangkut tali pemisah dan saya berpikir semuanya berakhir," kata Gammel.
Ia kehilangan fokusnya, kehilangan posisinya di tim, dan kehilangan semangatnya untuk berenang.
"Hal itu mempengaruhi seluruh hidup saya. Saya menangisi hal yang kecil. Saya tidak maju dan kelihatannya tidak ada hal apapun yang sungguh-sungguh maju. Dan saya merasa gagal dalam setiap hal yang saya lakukan," katanya. "Itu adalah bagian dari depresi dan kesedihan karena pada waktu itu saya merasa gagal. Tidak ada sesuatu pun yang berjalan dengan baik."
Hingga ia berhubungan dengan ahli psikologi olahraga tim renang nasional bernama Hap Davis. Davis kagum oleh hasil karya ahli ilmu ilmiah Richard Davidson.
Ia mempunyai dugaan bahwa mengingat kembali pengalaman yang menyedihkan tersebut menekan otak bagian kiri Erin, bagian yang sangat aktif pada orang-orang bahagia dalam penemuan Davidson.
Ia memikirkan suatu perencanaan bantuan - meditasi pernafasan yang harus Erin lakukan sebelum dan sesudah menonton video secara berulang.
"Jika seseorang dapat memusatkan pikiran pada diri mereka sendiri dan merasa berpusat pada meditasi pernafasan, mereka dapat mencapai titik dimana mereka dapat melihat dan memandang suatu kejadian dengan pikiran yang kritis, dengan pikiran yang terbuka pada apa yang dialami dan melihat apa yang terjadi dengan obyektif," kata Davis.
"Anda mengetahui apa yang dirasakan pada saat pertandingan. Rasanya seperti saya benar-benar berhenti dan mati. Tetapi dalam rekaman video yang kemudian saya tonton hanya kelihatan seperti suatu gangguan kecil. Hal itu tidak berarti lagi."
Telah lebih dari dua tahun sejak mereka memerlukan mempelajari rekaman tersebut - karena meditasi tersebut berhasil. Kesenangan Erin akan renang telah kembali; ia memenangkan pertandingan berkali-kali.
"Secara emosional, ia menjadi lebih tahan banting. Secara emosional ia lebih stabil, dalam hal prestasi ia lebih konsisten," kata Davis.
"Meditasi tidak harus tentang kebahagiaan tetapi dapat membuat anda menjadi lebih bahagia. Saya kira itu yang dapat anda katakan tentang meditasi. Dan saya merasa lebih percaya diri. Saya tahu bagaimana melakukan dan menyelesaikan hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup saya," kata Gammel.
Terdapat satu pertandingan lagi yang harus dimenangkan - latihan-latihan agar masuk tim menuju Athena.
"Ini adalah tahunku. Itu yang terus saya katakan pada setiap orang. Ini adalah tahunku untuk masuk ke tim Olimpiade karena setelah melalui semuanya ini, saya tahu itulah yang akan terjadi," katanya.
"Meditasi telah ada selama 2.500 tahun, maka hal ini bukan seperti praktek baru," kata Davis. "Tetapi ilmu pengetahuan ilmiah sedang mengejar tradisi tua tersebut dan bukti-bukti menjadi jelas bahwa meditasi dapat merubah sistim kimia otak atau aliran darah di otak."
Dan sekarang terdapat bukti bahwa meditasi dapat merubah otak orang-orang pada umumnya dan membuat mereka lebih sehat.
Promega adalah sebuah perusahaan biotehnologi di Madison, Wis., dimana para peneliti dari Brain Imaging Lab (Laboratorium Bayangan Otak) merekrut para pekerja yang tertekan - staf kantor, para manager, bahkan ahli penelitian ilmiah yang ragu bernama Mike Slater.
"Semuanya serba kacau dan gila. Kami mempunyai seorang yang baru dilahirkan. Kami mengalami tiga kematian dalam satu keluarga. Maka saat ini adalah waktu yang sangat sibuk," kata Slater.
Semua aktivitas dalam otak subyek diukur - termasuk Mike Slater - dan diberi delapan minggu kursus meditasi.
Selanjutnya setiap orang - para meditator dan pengontrol - mendapatkan suntikan flu, dan otak mereka diukur kedua kalinya.
Aktivitas otak para meditator telah berubah ke bagian kiri yang bahagia. Mike Slater bahkan hampir terlalu berhasil.
"Saya cukup bahagia setiap saat dan saya khawatir mungkin saya menyembunyikan beberapa hal yang mungkin sungguh-sungguh menjengkelkan saya, maka saya menghentikannya dan istri saya memperhatikan terdapat peningkatan dalam kejengkelan saya, maka perlu anda ketahui saya sekarang telah mempunyai dua sisi pengalaman. Meditasi menenangkan saya dan saya berhenti melakukannya dan meningkatkan kejengkelan saya," kata Slater.
Tidak hanya itu, sistim kekebalan tubuh mereka meningkat.
"Para individu dalam grup meditasi yang menunjukkan perubahan terbesar dalam aktivitas otak juga menunjukkan perubahan terbesar dalam fungsi kekebalan tubuh, ini menunjukkan bahwa semuanya berhubungan erat," kata Davidson.
Davidson dan timnya telah menunjukkan meditasi tidak hanya dapat mengubah suasana hati - tetapi juga aktivitas otak dan kekebalan tubuh orang-orang pada umumnya.
Dan mereka telah menjawab suatu kekurangan yang mungkin terjadi dalam studi terhadap para bhikkhu.
"Seseorang mungkin berkata individu-individu ini memang awalnya demikian. Mungkin hal itu yang menyebabkan mengapa mereka tertarik untuk menjadi bhikkhu," kata Davidson. "Maka kita sebenarnya tidak dapat menjawab berdasar data tersebut, tetapi dengan studi Promega, kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa hal itu pasti berhubungan dengan campur tangan yang telah kita sediakan."
Terdapat alasan-alasan untuk percaya bahwa langkah tidak wajar dan banyaknya gangguan dalam kehidupan sehari-hari dapat membahayakan kesehatan pikiran dan tubuh kita.
Kita tidak dapat memencet tombol penundaan pada dunia yang sibuk dan kita tidak dapat keluar darinya.
Tetapi mungkin meditasi adalah suatu cara untuk mendorong sebuah perasaan kesejahteraan - sebuah nafas yang dalam di tengah angin kencang.
"Seperti yang dikatakan sendiri oleh Dalai Lama dalam bukunya The Art of Happiness (Seni Kebahagiaan), kita mempunyai kemampuan untuk merubah diri kita sendiri karena memang sifat, struktur dan fungsi dari otak kita," kata Davidson. "Dan itu adalah pesan yang penuh harapan karena saya pikir hal itu menanamkan keyakinan manusia bahwa terdapat hal-hal yang dapat mereka lakukan untuk membuat mereka sendiri lebih baik."
Sumber : http://www.cbc.ca/news/background/meditation/
Penerjemah : Jenny H., Surabaya
Dikutip dari:http://samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=776&multi=T&hal=0
http://www.facebook.com/kesaksianbuddhis
No comments:
Post a Comment